Sabtu, 09 November 2013

IDENTIFIKASI DAN CARA PEMISAHAN OBAT

Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen,spesies, dan/ atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel (Rohman, 2007).
Berbagai sifat fisika atau kimia dapat digunakan sebagai suatu cara identifikasi kualitatif atau kuantitatif. Jika sifatnya (pengukuran analit) adalah spesifik dan selektif, maka tahap pemisahan dan perlakuan awal sampel dapat disederhanakan. Pengubahan analit ke bentuk yang sesuai sehingga analit dapat dideteksi atau dapat diukur harus juga diperhatikan. Tahapan ini berkaitan dengan metode pemisahan untk suatu situasi yang spesifik tergantung pada sejumlah faktor. Pemilihan teknik ini umumnya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan hasil analisis yang diperlukan (Rohman, 2007).
Pelarut memenuhi beberapa fungsi dalam reaksi kimia, dimana pelarut melarutkan reaktan dan reagen agar keduanya bercampur, sehingga hal ini akan memudahkan penggabungan antara reaktan dan reagen yang seharusnya terjadi agar dapat merubah reaktan menjadi produk. Pelarut juga bertindak sebagai kontrol suhu, salah satunya untuk meningkatkan energi dari tubrukan partikel sehingga partikel-partikel tersebut dapat bereaksi lebih cepat, atau untuk menyerap panas yang dihasilkan selama reaksi eksotermik (Joshua, 2010).
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masing dapat berdiri sendiri. Senyawa kompleks digunakan sebagai penunjuk kesempurnaan reaksi. Menurut Werner, orang yang pertama kali berhasil mengkaji senyawa kompleks ini, beberapa ion logam cenderung berikatan koordinasi dengan zat-zat tertentu membentuk senyawa kompleks yang mantap. Kelarutan senyawa kompleks koordinasi dalam air bergantung terutama pada muatan kompleksnya. Senyawa kompleks yang bermuatan lazimnya mudah larut dalam air, sebaliknya senyawa kompleks yang tak bermuatan biasanya sukar larut dalam air (Rivai, 2006).
Banyak senyawa kimia yang mempunyai sifat fotoluminisensi yakni senyawa kimia tersebut dapat dieksitasikan oleh cahaya dann kemudian memancarkan kembali sinar yang panjang gelombangnya sama atau berbeda dengan panjang gelombang semula (panjang gelombang eksitasi). Pada fluoresensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap energi sinar terjadi dalam waktu yang sangat singkat setelah penyerapan (108 detik). Jika penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali oleh molekul tersebut juga berhenti. Fluoresensi berasal dari transisi antara tingkat-tingkat energi elektronik singlet dalam suatu molekul (Rohman, 2007).
Alkaloid adalah basa organik yang mengandung amina sekunder, tersier atau siklik. Diperkirakanada 5500 alkaloid telah diketahui, dan alkaloid adalah yang containing Some 5500 alkaloids areknown, yang merupakan golongan senyawa metabolit sekunder terbesar dari tanaman, Tidak adasatupun definisi yang memuaskan tentang alkaloid, tetapi alkaloid umumnya mencakup senyawasenyawabersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya sebagai bagiandari sistem siklik. Secara kimia, alkaloid adalah golongan yang sangat heterogen berkisar darisenyawa-senyawa yang sederhana seperti coniine sampai ke struktur pentasiklik strychnine.Banyak alkaloid adalah terpenoid di alam dan beberapa adalah steroid. Lainnya adalah senyawa-senyawa aromatik, contohnya colchicine (Utami, at all, 2008).
Senyawa antioksidan ditambahkan ke dalam suatu bahan untuk menghambat reaksi oksidasi dengan udara. Antioksidan hanya berfungsi sebagai penghambat reaksi oksidasi dan tidak dapat menghentikan sama sekali proses autooksidasi pada lemak sehingga pada akhir proses ketengikan akan selalu terjadi. Beberapa senyawa antioksidan yang sering digunakan saat ini adalah senyawa turunan fenol dan amina. Antioksidan golongan fenol sebagian besar terdiri dari antioksidan alam dan sejumlah antioksidan sintesis. Senyawa fenol tersubstitusi telah banyak digunakan sebagai antioksidan. Kerja antioksidan dalam reaksi oksidasi adalah menghambat terbentuknya radikal bebas pada tahap inisiasi atau menghambat kelanjutan reaksi berantai pada tahap propagasi dari reaksi autooksidasi. Antioksidan yang baik adalah senyawa yang mampu membuat radikal fenol dari antioksidan menjadi lebih stabil (Tahir,2003).
Daftar Pustaka
Joshua. 2010. Pelarut Organik. http://marnalajoshua.wordpress.com/. Diakses 28/03/2012
Rivai, Harrizul. 2006. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta; UI Press
Rohman, Abdul, dkk. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta; Pustaka Pelajar
Tahir, Iqmal, at all. 2003. ‘Terapan Analisis Hansch Untuk Aktivitas Antioksidan Senyawa Turunan Flavon / Flavonol’. J sains dan teknologi farmasi. Vol. 12(2). Hal. 108-111
Utami, Nurul, at all. 2008. ‘Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak Heksana Daun Ageratum conyzoides’. J sains kimia. Vol 9(2) hal 82-84

Tidak ada komentar:

Posting Komentar