Analisis kualitatif merupakan analisis
untuk melakukan identifikasi elemen,spesies, dan/ atau senyawa-senyawa yang ada
di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara
untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel
(Rohman, 2007).
Berbagai sifat fisika atau kimia dapat
digunakan sebagai suatu cara identifikasi kualitatif atau kuantitatif. Jika
sifatnya (pengukuran analit) adalah spesifik dan selektif, maka tahap pemisahan
dan perlakuan awal sampel dapat disederhanakan. Pengubahan analit ke bentuk
yang sesuai sehingga analit dapat dideteksi atau dapat diukur harus juga
diperhatikan. Tahapan ini berkaitan dengan metode pemisahan untk suatu situasi
yang spesifik tergantung pada sejumlah faktor. Pemilihan teknik ini umumnya
didasarkan pada ketelitian dan ketepatan hasil analisis yang diperlukan
(Rohman, 2007).
Pelarut memenuhi beberapa fungsi dalam
reaksi kimia, dimana pelarut melarutkan reaktan dan reagen agar keduanya
bercampur, sehingga hal ini akan memudahkan penggabungan antara reaktan dan
reagen yang seharusnya terjadi agar dapat merubah reaktan menjadi produk.
Pelarut juga bertindak sebagai kontrol suhu, salah satunya untuk meningkatkan
energi dari tubrukan partikel sehingga partikel-partikel tersebut dapat
bereaksi lebih cepat, atau untuk menyerap panas yang dihasilkan selama reaksi
eksotermik (Joshua, 2010).
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk
karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masing dapat
berdiri sendiri. Senyawa kompleks digunakan sebagai penunjuk kesempurnaan
reaksi. Menurut Werner, orang yang pertama kali berhasil mengkaji senyawa
kompleks ini, beberapa ion logam cenderung berikatan koordinasi dengan zat-zat
tertentu membentuk senyawa kompleks yang mantap. Kelarutan senyawa kompleks
koordinasi dalam air bergantung terutama pada muatan kompleksnya. Senyawa kompleks
yang bermuatan lazimnya mudah larut dalam air, sebaliknya senyawa kompleks yang
tak bermuatan biasanya sukar larut dalam air (Rivai, 2006).
Banyak senyawa kimia yang mempunyai
sifat fotoluminisensi yakni senyawa kimia tersebut dapat dieksitasikan oleh
cahaya dann kemudian memancarkan kembali sinar yang panjang gelombangnya sama
atau berbeda dengan panjang gelombang semula (panjang gelombang eksitasi). Pada
fluoresensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap energi
sinar terjadi dalam waktu yang sangat singkat setelah penyerapan (108
detik). Jika penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali oleh molekul
tersebut juga berhenti. Fluoresensi berasal dari transisi antara
tingkat-tingkat energi elektronik singlet dalam suatu molekul (Rohman, 2007).
Alkaloid
adalah basa organik yang mengandung amina sekunder, tersier atau siklik.
Diperkirakanada 5500 alkaloid telah diketahui, dan alkaloid adalah yang
containing Some 5500 alkaloids areknown, yang merupakan golongan senyawa
metabolit sekunder terbesar dari tanaman, Tidak adasatupun definisi yang memuaskan
tentang alkaloid, tetapi alkaloid umumnya mencakup senyawasenyawabersifat basa
yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya sebagai bagiandari
sistem siklik. Secara kimia, alkaloid adalah golongan yang sangat heterogen
berkisar darisenyawa-senyawa yang sederhana seperti coniine sampai ke
struktur pentasiklik strychnine.Banyak alkaloid adalah terpenoid di alam
dan beberapa adalah steroid. Lainnya adalah senyawa-senyawa aromatik, contohnya
colchicine (Utami, at all,
2008).
Senyawa
antioksidan ditambahkan ke dalam suatu bahan untuk menghambat reaksi oksidasi
dengan udara. Antioksidan hanya berfungsi sebagai penghambat reaksi oksidasi
dan tidak dapat menghentikan sama sekali proses autooksidasi pada lemak
sehingga pada akhir proses ketengikan akan selalu terjadi. Beberapa senyawa
antioksidan yang sering digunakan saat ini adalah senyawa turunan fenol dan
amina. Antioksidan golongan fenol sebagian besar terdiri dari antioksidan alam
dan sejumlah antioksidan sintesis. Senyawa fenol tersubstitusi telah banyak
digunakan sebagai antioksidan. Kerja antioksidan dalam reaksi oksidasi adalah
menghambat terbentuknya radikal bebas pada tahap inisiasi atau menghambat
kelanjutan reaksi berantai pada tahap propagasi dari reaksi autooksidasi.
Antioksidan yang baik adalah senyawa yang mampu membuat radikal fenol dari
antioksidan menjadi lebih stabil (Tahir,2003).
Daftar Pustaka
Rivai,
Harrizul. 2006. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta; UI Press
Rohman, Abdul, dkk. 2007. Kimia Farmasi
Analisis. Yogyakarta; Pustaka Pelajar
Tahir, Iqmal, at all. 2003. ‘Terapan Analisis Hansch
Untuk Aktivitas Antioksidan Senyawa Turunan Flavon / Flavonol’. J sains dan teknologi farmasi. Vol.
12(2). Hal. 108-111
Utami,
Nurul, at all. 2008. ‘Identifikasi Senyawa
Alkaloid Dari Ekstrak Heksana Daun Ageratum conyzoides’. J sains kimia.
Vol 9(2) hal 82-84
Tidak ada komentar:
Posting Komentar