Jumat, 17 April 2015

Uji Kerapuhan (Friability) Tablet

Tes ini disesuiakan farmakope Eropa dan Amerika Serikat Pharmacopeia. Uji  kerapuhan tablet  merupakan metode untuk menentukan kerapuhan tablet kempa tidak bersalut.  Prosedur pengujian ini umumnya berlaku untuk tablet kempa. Pengujian kerapuhan tablet ini melengkapi pengukuran kekuatan fisik lainnya, seperti waktu hancur tablet (desintegrasi).

Pengujian ini menggunakan alat yang terdiri atas wadah berupa tabung polimer sintetik transparan dengan diameter antara 283 dan 291 mm, tinggi dinding tabung antara 36 dan 40 mm, dan proyeksi melengkung dengan jari-jari dalam antara 75,5 dan 85,5 mm yang membentang dari tengah tabung ke dinding luar. Salah satu sisi tabung dapat dilepas. cincin poros pusat memiliki Diameter luar adalah antara 24,5 dan 25,5 mm. Tabung  melekat secara horisontal pada perangkat yang berputar pada 25 ± 1 rpm. 

Sebelum pengujian, tablet dibebas debukan dengan menggunakan kuas” atau sejenisnya yang bisa membersihkan debu. kemudian tablet di timbang. Alat kerapuhan dijalankan setelah waktu dan kecepatan putaran disesuaikan. Jika pada proses pengujian sedang berjalan terdapat tablet yang pecah, retak, terbelah, ataupun rusak, sampel dinyatakan gagal tes. Setelah pengujian, tablet dibebasdebukan kembali kemudian ditimbang. Apabila hasilnya sulit diinterpretasikan atau jika penurunan berat sampel lebih besar dari nilai yang ditargetkan, tes harus diulang dua kali dan rata-rata dari tiga sampel tidak lebih dari 1% dianggap dapat diterima untuk sebagian besar produk.


sumber : USP30, Pharmakopeia Jepang, Eropa. 

Jumat, 19 Desember 2014

ASPEK BIOFARMASETIKA DARI PRODUK OBAT


Biofarmasetika merupakan ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisikokimia formulasi obat terhadap bioavaibilitas obat. Mempelajari biofarmasetika bertujuan untuk mengatur pelepasan obat sedemikian rupa ke sirkulasi sistemik agar diperoleh pengobatan yang optimal pada kondisi klinik tertentu. Pengobatan yang optimal dipengaruhi oleh absorpsi suatu obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik. Hal yang mempengaruhi absorpsi obat yaitu sifat-sifat anatomik dan fisiologik tempat absopsi serta sifat-sifat fisikokimia atau produk obat.


Selasa, 28 Oktober 2014

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM

Salah satu sistem organ kita yaitu sistem pernafasan. Sistem pernfasan memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Secara umum, sistem pernafasan berfungsi dalam proses pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida. Untuk itu kesehatan dari sistem organ ini haruslah dijaga dengan baik. Namun, banyak kasus sederhana yang kerap kali menyerang sistem ini, misalnya saja flu, batuk, asma dll. Pada kesempatan kali ini, salah satu gangguan pada sistem pernafasan yang mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia yaitu Respiratory Distress Syndrom.

Respiratory Distress Syndrom adalah salah satu gangguan pernafasan yang ditandai dengan gagalnya pernafasan. Kegagalan nafas ini disebabkan karena kekurangan oksigen dalam jangka waktu yang lama. Apabila hal ini dibiarkan berlangsung lama maka terjadi terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain.


Ada dua macam Respiratory distress  syndrom yaitu acute respiratory distress syndrom (terjadu pada dewasa) dan neonatal respiratory distress syndrom (bayi). Keduanya memiliki masalah yang sama tetapi penyebab yang berbeda. Pada ARDS, kegagalan pernafasan terjadi karena adanya cedera akut dan parah pada sebagian besar atau kedua belah paru. Penyebabnya beragam, ada beberapa kasus karena kecelakaan, trauma, sepsis, shock, pneumonia. Selain itu, beberapa penelitian juga menyatakan bahwa paparan iritan paru akut seperti rokok, gas kimia berbahaya dll dapat menjadi salah satu penyebabnya. Pada neonatal RDS, sebagian besar kegagalan nafas terjadi karena kekurangan surfaktan. Hal ini karena bayi yang baru lahir terutama bayi yang lahir prematur pembentukan dan diferensiasi sel tipe II pada alveolus belum cukup matang dan banyak sehingga produksi surfaktan tidak berjalan dengan baik. Surfaktan yang kurang bisa menyebabkan gangguan pernafasan.

Rabu, 21 Mei 2014

TABEL KONSTANTA IONISASI BERBAGAI OBAT

Asam Lemah

Nama Obat
pKa
Nama Obat
pKa
Acetaminophen
9,5
Metyldopa
2,2, 9,2
acetazolamide
7,2
Penicillamine
1,8
Ampicilin
2,5
Pentobarbital
8,1
Aspirin
3,5
Phenobarbital
7,4
Chlorthiazide
6,8, 9,4
Phenytoin
8,3
Chlorpropamide
5,0
Propylthiouracil
8,3
Ciprofloxacin
6,1, 8,7
Salicylic acid
3,0
Cromolyn
2,0
Sulfadiazine
6,5
Ethacrynic acid
2,5
sulfapyridine
8,4
Furosemide
3,9
Theophylline
8,8
Ibuprofen
4,4, 5,2
Tolbutamide
5,3
Levodopa
2,3
Warfarin
5,0
Methotrexate
4,8



Basa Lemah

Nama Obat
pKa
Nama Obat
pKa
Albuterol (Salbutamol)
9,3
Guanethidine
11,4, 8,3
Allopurinol
9,4, 12,3
Hydralazine
7,1
Alprenolol
9,6
Imipramine
9,5
Amiloride
8,7
Isoproterenol
8,6
Amiodarone
6,56
Kanamycin
7,2
Amhetamine
9,8
Lidocaine
7,9
Atropine
9,7
Metaraminol
8,6
bupivacaine
8,1
Methadone
8,4
Chlordizepoxide
4,6
Methamphetamine
10,0
Chloroquine
10,8, 8,4
Methyldopa
10,6
Chlorpheniramine
9,2
Metoprolol
9,8
Chlorpromazine
9,3
Morphine
7,9
Clonidine
8,3
Norepinephrine 8.6
8,6
Cocaine
8,5
Pentazocine 7.9
7,9
Codeine
8,2
Phenylephrine 9.8
9,8
Cyclizine
8,2
Physostigmine
7,9, 1,8
Desipramine
10,2
Pilocarpine 6.9, 1.42
6,9, 1,4
Diazepam
3
Pindolol 8.6
8,6
Dihydrocodeine
3
Procainamide 9.2
9,2
Diphenhydramine
8,8
Procaine 9.0
9,0
Diphenoxylate
7,1
Promazine 9.4
9,4
Ephedrine
9,6
Promethazine 9.1
9,1
Epinephrine
8,7
Propranolol 9.4
9,4
Ergotamine
6,3
Pseudoephedrine 9.8
9,8
Fluphenazine
8,0, 3,9
Pyrimethamine 7.0
7,0

Sumber :
Katzug, bertram G. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. Jakarta. Penerbit Buku kedokteran (EGC).
Katzug, bertram G. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 9. Jakarta. Penerbit Buku kedokteran (EGC).