Selasa, 28 Oktober 2014

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM

Salah satu sistem organ kita yaitu sistem pernafasan. Sistem pernfasan memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Secara umum, sistem pernafasan berfungsi dalam proses pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida. Untuk itu kesehatan dari sistem organ ini haruslah dijaga dengan baik. Namun, banyak kasus sederhana yang kerap kali menyerang sistem ini, misalnya saja flu, batuk, asma dll. Pada kesempatan kali ini, salah satu gangguan pada sistem pernafasan yang mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia yaitu Respiratory Distress Syndrom.

Respiratory Distress Syndrom adalah salah satu gangguan pernafasan yang ditandai dengan gagalnya pernafasan. Kegagalan nafas ini disebabkan karena kekurangan oksigen dalam jangka waktu yang lama. Apabila hal ini dibiarkan berlangsung lama maka terjadi terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain.


Ada dua macam Respiratory distress  syndrom yaitu acute respiratory distress syndrom (terjadu pada dewasa) dan neonatal respiratory distress syndrom (bayi). Keduanya memiliki masalah yang sama tetapi penyebab yang berbeda. Pada ARDS, kegagalan pernafasan terjadi karena adanya cedera akut dan parah pada sebagian besar atau kedua belah paru. Penyebabnya beragam, ada beberapa kasus karena kecelakaan, trauma, sepsis, shock, pneumonia. Selain itu, beberapa penelitian juga menyatakan bahwa paparan iritan paru akut seperti rokok, gas kimia berbahaya dll dapat menjadi salah satu penyebabnya. Pada neonatal RDS, sebagian besar kegagalan nafas terjadi karena kekurangan surfaktan. Hal ini karena bayi yang baru lahir terutama bayi yang lahir prematur pembentukan dan diferensiasi sel tipe II pada alveolus belum cukup matang dan banyak sehingga produksi surfaktan tidak berjalan dengan baik. Surfaktan yang kurang bisa menyebabkan gangguan pernafasan.